Budaya adalah sebuah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman bersama yang dialami oleh
orang-orang dalam organisasi tertentu dari lingkungan sosial mereka. Etika
berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan
jujur. Dimana hal tersebut sangat tergantung kepada nilai-nilai yang berlaku
dalam lingkungan dimana orang-orang tersebut berfungsi. Jadi budaya etika
adalah cara yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu lingkungan tertentu yang
berkaitan dengan sikap.
Corporate culture (budaya perusahaan)
merupakan konsep yang berkembang dari ilmu manajemen serta psikologi industri
dan organisasi. Bidang-bidang ilmu tersebut mencoba lebih dalam mengupas
penggunaan konsep-konsep budaya dalam ilmu manajemen dan organisasi dengan
tujuan meningkatkan kinerja organisasi, yang dalam hal ini, adalah organisasi
yang berbentuk perusahaan.
Djokosantoso Moeljono
mendefinisikan corporate culture sebagai suatu sistem nilai yang diyakini oleh
semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan
secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dijadikan acuan
berperilaku dalam organsisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika.
Saat ini topik tentang
pengembangan budaya etika menjadi pembicaraan di kalangan para pemimpin
perusahaan kelas dunia baik di Amerika maupun Eropa. Tujuan pengembangan budaya
etika adalah meningkatkan kualitas kecerdasan emosional, spiritual dan budaya
yang diperlukan oleh setiap pemimpin bisnis sehingga dapat memperlancar proses
pengelolaan bisnis yang digeluti.
Oleh karena itu mereka meyakini
bahwa hanya budaya etikalah yang dapat menyelamatkan bisnis mereka di masa
depan. Hal ini muncul dari hikmah atas peristiwa krisis ekonomi dan keuangan
dunia yang berawal di Amerika dimana penyebab utama dari peristiwa tersebut
adalah tidak berjalannya etika bisnis dengan dukungan manajemen risiko yang
kuat. Para ahli manajemen beranggapan bahwa krisis terjadi akibat beberapa
perusahaan tidak menerapkan prinsip-prinsip dengan baik dan benar.
Jika perusahaan harus etis,
maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya.
Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh. Perilaku ini adalah budaya
etika. Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar
di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh seluruh karyawan.
Penerapan budaya etika dilakukan secara top-down.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa belajar dari peristiwa krisis itulah maka pada saat ini para
pemain bisnis global semakin menyadari pentingnya mengembangkan budaya etika
berbasis prinsip-prinsip dan nilai-nilai perusahaan. Budaya Organisasi mempunyai
contoh seperti yang terjadi di setiap perusahaan, yang muncul berdasarkan
peralanan hidup para pegawai. Tapi pada umumnya budaya organisasi terletak pada
pendiri perusahaan itu sendiri. Karena merekalah yang mengambil keputusan dan
memberi arah strategi organisasi yang biasanya disebut juga budaya organisasi.
Para eksekutif mencapai
penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis, yaitu :
1.
Corporate credo: pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakkan
perusahaan, yang diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi-organisasi
baik di dalam maupun di luar perusahaan.
a. Komitmen Internal: Perusahaan
terhadap karyawan. Karyawan terhadap perusahaan. Karyawan terhadap karyawan
lain.
b. Komitmen Eksternal : Perusahaan
terhadap pelanggan Perusahaan terhadap pemegang saham Perusahaan terhadap
masyarakat.
2.
Program etika : suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang
dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan corporate credo.
Misalnya pertemuan orientasi bagi pegawai baru dan audit etika.
3.
Kode etik perusahaan : Kode etik yang khusus digunakan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya. Setiap perusahaan memiliki kode etiknya
masing-masing. Kadang-kadang kode etik tersebut diadaptasi dari kode etik
industri tertentu. Lebih dari 90% perusahaan membuat kode etik yang khusus
digunakan perusahaan tersebut dalam melaksanakan aktivitasnya. Contohnya IBM
membuat IBM’s Business Conduct Guidelines (Panduan Perilaku Bisnis IBM).
Pengaruh Etika Terhadap Budaya
Etika Personal dan etika bisnis
merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan keberadaannya saling
melengkapi dalam mempengaruhi perilaku manajer yang terinternalisasi menjadi
perilaku organisasi yang selanjutnya mempengaruhi budaya perusahaan.
Jika etika menjadi nilai dan
keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan maka hal tersebut
berpotensi menjadi dasar kekuatan persusahaan yang pada gilirannya berpotensi
menjadi sarana peningkatan kerja.
Referensi:
http://rinifebriagusti.blogspot.co.id/2016/12/bab-3-ethical-governance.html 05
November 2017 Pukul 10.52
http://putriayuningsih0194.blogspot.co.id/2015/09/ethical-governance.html 05
November 2017 Pukul 10.54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar